06.11 Diposting oleh Iman
Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata; maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi mereka lah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS. At Taubah: 70)

Risalah yang ditujukan Allah kepada manusia melalui Rasul-Rasul-Nya, telah sampai kepada kita sejak penciptaan manusia. Sebagian kaum menerima risalah ini dan sebagian mengingkarinya. Seringkali, dari suatu kaum yang menerima risalah tersebut, hanya sekelompok kecil mengikuti sang Rasul.

Namun sebagian besar dari masyarakat yang telah didatangi risalah tersebut menolaknya. Mereka tidak hanya mengabaikan risalah yang disampaikan oleh sang rasul, namun juga berusaha melakukan perbuatan keji terhadap rasul tersebut dan para pengikutnya. Para utusan Allah tersebut biasanya dituduh sebagai “pembohong, tukang sihir, gila dan sombong”, dan pemimpin-pemimpin dari banyak kaum berusaha membunuh mereka.

Yang diinginkan oleh para nabi dari kaumnya hanyalah kepatuhan mereka kepada Allah. Mereka tidak meminta balasan uang ataupun keuntungan dunia, tidak juga memaksa. Mereka hanya ingin mengajak kaum mereka kepada DIEN yang hak dan hendak memulai jalan hidup berbeda bersama para pengikutnya, terpisah dari kaum tersebut.

Apa yang telah terjadi antara Syu’aib dan penduduk Madyan di mana ia diutus, menggambarkan hubungan itu. Reaksi mereka terhadap Nabi Syu’aib, yang menyeru agar mereka beriman kepada Allah dan menghentikan semua kecurangan yang mereka lakukan, serta bagaimana akhir semua itu sangatlah menarik :

Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka Syu’aib, Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat).”

Dan Syu’aib berkata: “Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu berbuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagi kamu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas diri kamu.

Mereka berkata: “Hai Syu’aib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami berbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah seorang yang sangat penyantun lagi berakal.

Syu’aib berkata: “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku daripada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya). Dan aku tidak berkehendak mengerjakan apa yang aku larang kamu daripadanya. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku, melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya lah aku kembali.

Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaun Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu. Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi maha Pengasih.

Mereka berkata: “Hai Syu’aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang benar-benar lemah diantara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamu pun bukanlah seorang yang berwibawa disisi kami.

Syu’aib menjawab: “Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedangkan Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu? Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan”. Dan (dia berkata): “Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhanku), sesungguhnya aku pun menunggu bersama kamu.”

Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di tempat tinggalnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud yang telah binasa. (QS. Hud: 84-95)

Karena merencanakan untuk “merajam Syu’aib” yang hanya menyeru mereka kepada kebaikan, penduduk Madyan dihukum oleh kemurkaan Allah dan mereka pun dibinasakan sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat di atas. Penduduk Madyan bukanlah satu-satunya contoh. Sebaliknya, sebagaimana diutarakan Syu’aib ketika berbicara kepada kaumnya, banyak masyarakat sebelum mereka telah dibinasakan. Dan setelah Madyan, banyak masyarakat lain juga dihancurkan oleh kemurkaan Allah.

Karena merencanakan untuk “merajam Syu’aib” yang hanya menyeru mereka kepada kebaikan, penduduk Madyan dihukum oleh kemurkaan Allah dan mereka pun dibinasakan sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat di atas. Penduduk Madyan bukanlah satu-satunya contoh. Sebaliknya, sebagaimana diutarakan Syu’aib ketika berbicara kepada kaumnya, banyak masyarakat sebelum mereka telah dibinasakan. Dan setelah Madyan, banyak masyarakat lain juga dihancurkan oleh kemurkaan Allah.

Dalam ayat tersebut, ditekankan secara khusus dua sifat dari kaum yang telah dihancurkan. Pertama, mereka “lebih besar kekuatannya”. Artinya, masyarakat-masyarakat tersebut telah mencapai sistem birokrasi-militer yang kuat dan disiplin dan meraih kekuasaan di wilayah mereka dengan kekuatan. Kedua, masyarakat-masyarakat itu mendirikan kota-kota besar yang dicirikan dengan karya-karya arsitektur mereka.

Patut diperhatikan bahwa kedua sifat ini dimiliki oleh peradaban zaman sekarang, yang telah membentuk sebuah kebudayaan dunia yang begitu luas melalui ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, serta telah mendirikan negara-negara yang tersentralisasi, kota-kota besar, namun mengingkari dan mengabaikan Allah, dengan melupakan bahwa semua itu dimungkinkan oleh kekuasan Allah. Namun, sebagaimana diungkapkan pada ayat di atas, peradaban yang mereka kembangkan tidak dapat menyelamatkan masyarakat-masyarakat tersebut, karena peradaban mereka berlandaskan pengingkaran terhadap Allah. Akhir dari peradaban saat ini pun tidak akan berbeda, selama ia berdasarkan kepada pengingkaran dan perilaku jahat di dunia.

Sejumlah peristiwa penghancuran, beberapa di antaranya diceritakan dalam Al Qur'an, telah dibenarkan oleh berbagai penelitian arkeologis di zaman modern. Temuan-temuan ini secara jelas membuktikan bahwa peristiwa-peristiwa yang dikutip dalam Al Qur'an benar-benar pernah terjadi, menjelaskan perlunya “diperingatkan terlebih dahulu” yang banyak digambarkan dalam kisah-kisah Al Qur'an. Allah berfirman di dalam Al Qur'an bahwa penting untuk “bepergian di muka bumi” dan “melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka”.

Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri. Maka tidaklah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya.

Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkanlah orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang berdosa
You can leave a response, or trackback from your own site.
Increase Website Traffic
lowongan kerja di rumah

Masukkan Code ini K1-YB7291-3
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
lowongan kerja di rumah