Cerita tentang orang yang tidak bersekolah, tapi punya nasib cukup baik.
seorang anak petani yang tidak ingin bernasib buruk seperti bapaknya, berusaha mencari pekerjaan lain. kebetulan ada lowongan pekerjaan sebagai penjaga gudang beras di kota itu. Ia melamar, tapi pimpinan gudang menolak lamarannya, karena ia tidak bisa membaca dan menulis, yang jadi persyaratan utamanya. Ia kemudian pindah ke kota lain, dan memperoleh pekerjaan, dengan tekun ia menabung, dan kemudian menanam saham diberbagai perusahaan. ketika mencapai umur 55 tahun ia sudah menjadi milyuner. Banyak yang heran ketika orang menyaksikan dia pulang kampung, karena business-man yang kaya-raya itu tetap tidak bisa membaca dan menulis. "sungguh luar biasa,"ujar temannya semasa kecil. "Kau bisa sekaya ini, padahal kau tidak bisa baca tulis. Bayangkan kalau kau bisa membaca dan menulis, sudah jadi apa pada saat ini."
"Ya jadi penjaga gudang,"ujarnya dengan tersenyum.
seorang anak petani yang tidak ingin bernasib buruk seperti bapaknya, berusaha mencari pekerjaan lain. kebetulan ada lowongan pekerjaan sebagai penjaga gudang beras di kota itu. Ia melamar, tapi pimpinan gudang menolak lamarannya, karena ia tidak bisa membaca dan menulis, yang jadi persyaratan utamanya. Ia kemudian pindah ke kota lain, dan memperoleh pekerjaan, dengan tekun ia menabung, dan kemudian menanam saham diberbagai perusahaan. ketika mencapai umur 55 tahun ia sudah menjadi milyuner. Banyak yang heran ketika orang menyaksikan dia pulang kampung, karena business-man yang kaya-raya itu tetap tidak bisa membaca dan menulis. "sungguh luar biasa,"ujar temannya semasa kecil. "Kau bisa sekaya ini, padahal kau tidak bisa baca tulis. Bayangkan kalau kau bisa membaca dan menulis, sudah jadi apa pada saat ini."
"Ya jadi penjaga gudang,"ujarnya dengan tersenyum.